Wednesday, August 10, 2011

Galau ~Jilid 2

Previous : Galau  ~Jilid 1


Gw gak pernah menyangka kalau atmosfer 2011 ternyata membawa sisa-sisa kebimbangan tahun lalu. Padahal sudah gw putuskan bahwa hati gw ini akan tetap menuruti arus cita-cita, tapi setiap sistem selalu punya sebuah celah keamanan yang tidak bisa di-cover sempurna sehingga memungkinkan pertanyaan-pertanyaan begini menyeruak muncul dan merusak semuanya,'Haruskah gw menjadi seorang dokter?'

Satu keraguan yang membuat keyakinan gw kembali tidak sehat. Gw masih ragu apakah orang tua gw siap secara finansial, bahkan untuk sekedar uang pangkal. Saat itu gw mengambil opsi terburuk : tidak sama sekali. Itulah yang membuat gw hanyut terpuruk dalam kegalauan untuk kedua kalinya. Seperti sebelumnya, di satu sisi, gw gak mau melepaskan cita-cita gw begitu aja ; di lain sisi, gw gak mau mengorbankan keluarga gw demi kepentingan gw. Bagaimanapun juga, obsesif boleh, tapi gw tidak pernah mau bersikap egois.


Gw mencoba untuk teguh. Gw gak mau lagi mencicipi jurang yang sama. Kalaupun sekarang gw sudah terjatuh, secepat mungkin gw harus mencari senter dan menemukan jalan keluar. Hingga akhirnya gw sampai pada keputusan frontal : "jika tidak bisa menumbalkan orang lain, korbankan saja diri sendiri. Egois aja pada diri sendiri!" Awalnya gw sempat takut apakah gw mampu merealisasikan keputusan gw ini, tapi setelah gw timbang-timbang lagi, gw rasa hanya itu keputusan terbaik yang tersisa.


Pada akhirnya nanti, gw akan sadar bahwa keputusan inilah yang gw jadikan dasar untuk mengambil tindakan selanjutnya. Untuk sementara, kartu ujian SNMPTN berhasil memaksakan gencatan senjata antara Galauvirus dan suara hati gw.


Next : Galau ~Jilid 3





No comments:

Post a Comment