Cahaya dan angin pagi merupakan anugrah tersendiri yang selalu gw nikmati. Setelah segala urusan selesai, gw akan duduk di teras, dengan secangkir besar air putih, ditemani sederetan lagu-lagu melankolis, menikmati ketenangan pagi yang sejuk dan alami. Memanjakan diri? Bilanglah begitu. Di sana gw akan bernostalgia sesaat, mereview secara cepat kenangan-kenangan masa lalu, kemudian mulai berangan-angan memikirkan segala hal yang bisa dipikirkan. Entah itu masa depan, cita-cita, inspirasi hidup, pelajaran (tetep), finansial (hehe), notif facebook (-_-" , bahkan sampai pada perenungan dosa. Simpelnya, anggap saja gw sedang melatih imajinasi gw agar tidak cepat-cepat berkarat. Hehehe.
Terkadang gw berharap semu semoga pagi hari ini lebih lama dua atau tiga jam. Yah, bagaimanapun juga, hidup ini berhak dinikmati dan diajak bersahabat ; dan bagi gw, itulah gunanya pagi hari.
'Selamat pagi!'
Sebuah sapaan yang selalu gw lontarkan dalam hati, dan gw juga selalu membiarkan dunia membalasnya dengan caranya sendiri. Selalu pula dengan senyum lebar, dengan maksud 'berbaik hati lah padaku.'
Hal yang sama gw lakukan pagi ini. Walaupun sebenarnya ini bukan pagi lagi karena jarum pendek telah bertengger di angka 11. Entahlah, apakah karena pengaruh aroma H+1 atau gw yang terlalu bahagia, walaupun sinar mentari makin menyengat dan angin mulai panas, tetep aja kesannya ini pagi hari yang indah seperti pagi-pagi sebelumnya. Lebih dari itu, gw rasa reseptor hati gw mendadak menjadi kurang peka karena lagu paling depresif yang gw punya masih terdengar bernuansa gembira di telinga gw.
Bermalas-malasan memang menyenangkan, tepi menuruti nafsu bukan opsi bijaksana saat ini. Jika melihat agenda ke depan, percayalah, kenyataan masih mengerikan. UAS yang menunggu di depan mata diikuti SIMAK UI sebulan lagi merupakan dua momok yang harus sangat diwaspadai dan dipersiapkan secara matang jika mau berhasil. Itulah yang akan gw lakukan. Seharian penuh untuk me-refresh otak gw rasa sudah lebih dari cukup dan mulai besok gw akan kembali sibuk dengan sains.
Tentu saja, secanggih apapun gw, Dia tetap jadi kekuatan terbesarnya.
Jadi, tetaplah berdoa :)
No comments:
Post a Comment