Dunya! I'm back to you, and still, you are as always. Why has nothing changed? Ckckck.
Kau pertemukan kami karena cinta pada Kalam yang sama,
Teringat pada dedebuan rumah yang begitu tebalnya pun sapu lemah yang tak mampu membawanya, hingga semakin lelah raga dibuatnya. Teringat pada percakapan renyah (please read: garing) mengenai rumah Fatimah; yang walaupun berujung titik cerah, tetap saja letaknya belum terjamah. Teringat pada rencana renovasi berat badan yang luntur hilang saat berbungkus-bungkus nasi padang melenggang ke ruangan. Teringat pada perangkat ke-Amir-an yangcantik, pintar, rajin menabung, berpostur ideal, peka dan ringan tangan. Sholihah beud dah kalian; semoga dapet jodoh idaman (yuuuk aamiin-kan XD).
Teringat pada dedebuan rumah yang begitu tebalnya pun sapu lemah yang tak mampu membawanya, hingga semakin lelah raga dibuatnya. Teringat pada percakapan renyah (please read: garing) mengenai rumah Fatimah; yang walaupun berujung titik cerah, tetap saja letaknya belum terjamah. Teringat pada rencana renovasi berat badan yang luntur hilang saat berbungkus-bungkus nasi padang melenggang ke ruangan. Teringat pada perangkat ke-Amir-an yang
Kau satukan kami atas dasar impian yang sama: menjadi anggota keluarga-Mu dengan segala keistimewaannya.
Teringat oleh usaha sakit hati membangunkan manusia jam 2 dini hari, yang umumnya hanya berbalas sepi, tanggapan sok peduli "hmmm" yang mungkin saja merupakan bagian dari mimpi, atau... perbaikan posisi, agar tidur makin berarti. Teringat oleh es semangka seember yang segernya nyesss dari mata sampai leher. Teringat oleh makhluk yang menolak ganti baju berhari-hari, menuai protes sana-sini namun tetap tak sadar diri. Teringat oleh Azka yang selalu tersenyum tanpa kata tiap kali digoda, entah kode kecewa atau malah suka.
Teringat oleh usaha sakit hati membangunkan manusia jam 2 dini hari, yang umumnya hanya berbalas sepi, tanggapan sok peduli "hmmm" yang mungkin saja merupakan bagian dari mimpi, atau... perbaikan posisi, agar tidur makin berarti. Teringat oleh es semangka seember yang segernya nyesss dari mata sampai leher. Teringat oleh makhluk yang menolak ganti baju berhari-hari, menuai protes sana-sini namun tetap tak sadar diri. Teringat oleh Azka yang selalu tersenyum tanpa kata tiap kali digoda, entah kode kecewa atau malah suka.
"Selalu, tak terlupakan, menyulapku menye-menye menyedihkan.Selalu, indah, memaksaku terperangah dan terjatuh kalah.Selalu, melulu, memendamkan kalbuku rindu.Selalu, Ramadhan, begitu."
No comments:
Post a Comment