Sunday, January 18, 2015

Culhatan Menjelang Bobo

Sumpeh gue gagal paham sama makhluk-makhluk yang masih mendukung *udi *unawan jadi Kapolri. Beneranlah gak boong. Logika lama aja deh: masa' pasukan pemberantas penjahat dipimpin sama penjahat? Anak ingusan aja ngarti kalau Power Ranger merah pasti selalu orang baik, ganteng pula *salah fokus*. Maling ayam sama maling sendal sama maling cintaku padamu mah pasti kena jerat seberat-beratnya. Lah yang punya harta sepulau? Sumpel dikiiit aja rekening Bapak Kapolri, langsung baunya tak terendus lagi sampai waktu yang gak bisa diperkirakan.

Ini nih yang buat lucu sampe-sampe gue kagak mampu ketawa lagi: ada sekumpulan relawan berdemonstrasi di istana menuntut Presiden agar segera melantik *udi *unawan, dengan alasan tidak nyambung,"Kenapa cuma *udi *unawan yang diperkarakan KPK? Mana jenderal-jenderal yang lain?!". Kagak nyambung kan? Misalnya ada orang nanya,"Mengapa *udi *unawan harus secepatnya diangkat sebagai Kapolri?", jawabnya,"Karena jenderal A, C, D, E, sampe Z gak kena kasus sama KPK". Yaaa...h, makan batu nih gue sekarang #hopeless. Paradigma begini, diajarin bertahun-tahun pun, anak sekolah mana yang bakal nge-cun???

Lebih jauh lagi, para relawan ini juga menganggap tindakan KPK tersebut sebagai wujud kriminalisasi terhadap *udi *unawan. Loh, jadi sekarang mendakwa seorang koruptor sudah termasuk tindak kriminal nih??? Kalo gitu mendingan gue berenti ngurusin skripsi terus beralih jadi koruptor dong! Katanya pengen negara bebas koruptor...., tapi kok ya...

Terkait para perwira bermasalah sisanya, Akang bersabar atuuuh. Negara ini punya prosedur hukumnya sendiri toh? Nah, ayo ikuti saja. Mungkin sekarang KPK sedang menyiapkan bukti yang kuat dan valid untuk menjerat mereka satu persatu. Yang perlu Akang lakukan tinggal berhusnudzon dan berdoa agar tim investigasi yang bersangkutan tidak terkendala masalah dalam menciduk "buaya-buaya tengil" itu. Sudah-sudah lagi memperkeruh suasana. Kalau dibayar cuma sedikit, jangan mau berlaku malu-maluin kayak gitu *ups*

Mari suburkan budaya "mikir".

No comments:

Post a Comment