Gw teringat salah satu cabang ilmu Biologi ketika gak sengaja mendengar "eongan khusus musim kawin" dari dua ekor kucing hitam yang sedang bercengkrama di teras rumah gw, yaitu Etologi. Yap, istilah barusan adalah bidang yang khusus mempelajari perilaku hewan. Dulu, ketika gw sedang berada dalam masa-masa jayanya murid SMA, gw pernah berniat untuk mengetahui, walaupun sedikit, tentang Etologi ini. Karena, saat itu, di mata gw, yang beginian keren banget. Gw gak pernah nyangka kalau ternyata sesuatu yang bersifat sosial abis seperti tingkah laku dapat disentil dengan pendekatan sains. Selama ini kan otak cupu gw hanya menganggap 'naluri' sebagai barang yang akan sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin untuk diteliti karena... itu naluri. Intuisi gitu loh. Kalau masalah luas bangun bisa lo selesaikan dengan pengintegralan, atau fenomena pemuaian gas mampu lo jelaskan dengan Hukum Boyle-Gay Lussac, nah, bagaimana lo menyatakan takaran intuisi, insting, atau sejenisnya, secara kuantitatif?
Yah, lupakan saja gw yang masih polos dan mudah terjerumus ke dalam kejahiliyahan itu. Sekarang, gw sudah mempersembahkan diri bulat-bulat pada cakrawala dunia yang lebih luas. Percayalah, jika dibandingkan dengan gw-yang-berseragam, gw-yang-fashion-stylenya-lebih-gembel-lagi ini sudah tetap masih lemah.
#Itu mah artinya sama sekali gak ada perubahan dong (bacok kepala pake lembing).
OK, back to the main point. Maka, untuk sesaat, terbersit sedikit rasa untuk mulai menekuni Etologi di dalam hati gw. Tapi, alasan yang mendorong gw-yang-zaman-milenium ini berbeda dengan milik gw-versi-jahiliyah. Kali ini, gw ingin mendalami Etologi untuk menguji hipotesis yang gw tarik sesaat sebelumnya : apakah "eongan khusus musim kawin" ini levelnya setara dengan gombalan-gombalan maut yang akhir-akhir ini sering dihadirkan dalam acara-acara komedi?
------------------------------------------------IN MY MIND-----------------------------------------------
Jantan : Yank, tau gak kenapa warna bulu kita hitam semua?
Betina : Emang kenapa, Yank?
Jantan : Karena cinta kita yang hangat dan menyilaukan sudah cukup untuk menerangi kita berdua.
Betina : Aaaaa... co cwiiiittt...
Jantan : Tapi, sebenernya, kamu tau gak sih, Yank, kenapa aku tetep sayang sama kamu walaupun kamu hitam begini?
Betina : Kenapa, Yank?
Jantan : Karena sehitam-hitamnya kamu, akan lebih hitam lagi hati aku kalau kamu tinggalin aku.
Betina : Makasih ya Yaaaank. Nah, sekarang kamu tau gak kenapa aku tetep cinta sama kamu walaupun kamu juga hitam legam?
Jantan : Wah, kenapa tuh, Yank?
Betina : Karena, sehitam-hitamnya kamu, akan lebih hitam lagi pikiran sama perasaanku sampai-sampai aku lupa daratan karena kamu terus-terusan gombalin akuuuuuuh....
Jantan : Ah, Sayaaang....
Epilog : Berkomplot melakukan perampokan bersenjata di rumah tetangga kemudian menikmati ikan hasil maling tadi berdua saja, diiringi musik romantis dan nyala lilin remang-remang.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sungguh sebuah motivasi yang sangat tidak genah untuk melibatkan diri dalam disiplin ilmu yang baru -___-
No comments:
Post a Comment