Kurasa ku tlah jatuh cinta.
Pada pandangan yang pertama.
Sulit bagiku untuk bisa berhenti mengagumi dirinya.
Oh Tuhan, tolong diriku.
Tuk membuatnya menjadi milikku.
Sayangku, kasihku, oh cintaku.
It's all that I need.
~Pandangan Pertama by RAN (dengan sedikit penyesuaian)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lagu romance jaman gw ababil ini terdengar pada tanggal 22 Februari 2012 pukul 01.32 AM. Lalu, seperti yang kalian duga, Seksi Memori Cerebrum gw yang menel pun me-recall sesuatu. Bukan, sesuatu itu bukan kesialan gw yang sampai saat ini belum menemukan seorangpun untuk dicintai, tapi kenangan autis dua tahun lalu saat gw menggunakan tinta merah untuk menulis potongan lirik di atas pada halaman pertama buku rangkuman rumus yang gw punya, yang seselesainya gw menambahkan embel-embel seperti ini di bawahnya: "-nya dan It's di situ adalah Fakultas Kedokteran Universitas Istimewa". Hahahahaha. Kalau inget itu sekarang, rasanya gw mau ngomong "so swiiiiit" ke diri gw sendiri.
Ada-ada aja ya cara anak muda untuk menjaga obsesinya. Sayang aja gw tidak bisa menyertakan bukti berupa snapshot bersama posting ini karena halaman buku yang dimaksud udah ilang entah kemana. Tapi, sebenernya, wajar juga sih kalau hilang, soalnya aku sudah menyimpannya di tempat lain, yaitu di hatiku. Cieeeeeeh. :ngakak. Apa banget deh gw.
Sebagai gantinya adalah sketsa Rektorat Universitas Istimewa yang dibuat oleh temen sekelas gw ketika kami masih SMA, yang juga, dinodai dengan sedikit catatan penyemangat: "Kau hanya untuk mereka yang luar biasa. Untukmu, aku pasti akan jadi luar biasa". OK, I have been fired up for a moment (See? It works). Tapi, sayang lagi, gw tetap tidak bisa memberikan snapshot apapun kali ini karena... sketsa tersebut adalah tanda cintaku hanya untuknya, bukan untuk yang lain.
Krik krik krik.
Waks, apakah semakin lama gw semakin terlihat menjijikkan? Baiklah, mari hentikan. Gw tidak pernah berencana membuat kalian mengalami penurunan berat badan maksimal karena terus-terusan muntah-muntah akibat menemui gombalan gak genah di setiap akhir paragraf. Tapi, itulah kenyataannya. Everything I've told you is the truth. I think, it's love. Even more than that, it's love at the first sight. Yah, namanya juga cinta pada benda mati ya, jadi kalian jangan berharap gw akan berpegangan tangan, tuker-tukeran sepikan, atau meluk-meluk pilar gedung. Pokoknya, jika kalian pernah berada pada fase "ambisius kelas 12", kalian pasti mengerti perasaan gw.
This is a deep love, yang mungkin, karena itulah, gw belum bisa moving on sampai sekarang. Mengejar yang itu-ituuu aja. Yeah, poor me.
Barangkali gw akan berdalih,"Belum saatnya bagi gw untuk moving on," dan gw pikir barusan pendapat yang tepat. Jika Steve Jobs menyuarakan jargon "Think Different", maka gw menggenggam prinsip "Think Free". Adalah suatu kebebasan buat lo, apakah mau terikat pada sesuatu hal atau tidak, tapi cobalah peka pada tempatnya, yang berarti terikatlah pada saat lo merasa harus terikat, namun berhentilah untuk terikat setelah tiba waktunya untuk tidak terikat lagi. Begitupun gw. Walaupun gw orang yang sangat benci diikat-ikat, tapi terikat pada "cita-cita yang baik" merupakan penuntun gw menuju pribadi yang dewasa, kuat, dan tidak lupa bersyukur, serta sedikit melankolis XD (yang terakhir sifatnya opsional). Apalagi, gw menikmati berbagai warna yang gw jumpai selama berusaha mewujudkannya. Selain itu, masa depan gw masih ada di belakang garis penentuan, kemudian sikap yang gw ambil adalah memperjuangkannya, so... kenapa gw harus moving on jika gw sebetulnya sedang berjalan maju bersama hidup?
Sayang, mungkin cinta kita tidak abadi. Namun ingatlah kalau kau pernah bertahta tak tergoyahkan di dalam hatiku dan itu menyenangkan. Terima kasih.
#apakah seseorang bisa menjelaskan virus apa yang sedang menjangkiti gw???
No comments:
Post a Comment