Semoga ini bukanlah daya khayal gw yang kelewat stres, tetapi gw merasa kalau si Bobo ini punya nyawa dan ikatan batin dengan gw. Misalnya aja pas gw begadang untuk nulis dan belum shalat Isya. Padahal posisi saklar masih sama dan selama ini anginnya sejuk-sejuk aja buat gw, tapi mendadak malem itu kok jadi dingin banget sehingga gw terpaksa bebungkusan dengan jakun. Seolah-olah si Bobo mencoba mengusik aktivitas gw sambil bilang,"Hoi, shalat dulu, hoi."
Hal yang sama juga terjadi di jam 5 sore suatu hari dimana gw belum shalat Ashar. Bobo mengipasi gw dengan brutal ; dan gw tetap tidak bisa berlindung dari rasa dingin yang ganas walaupun badan gw sudah dikelilingi kain sarung. Tapi kali ini sepertinya penyebab Bobo mengamuk adalah komplikasi dari "mengingatkan" dan "iri akut", sebabnya gw memperagakan cara makan burger yang barbar tepat di depan baling-balingnya. Hahaha.
Kodrat mengatakan nutrisimu itu elektron murni, Bobo. Bukan bahan-bahan organik.
Yah, senakal apapun kamu, aku tetap sayang sama kamu kok, Bo. Karena kamulah aku terbebas dari keharusan menggunakan lotion anti-nyamuk berbau cewek-cewek menel itu setiap malam. Makasih yaaa. Hahaha.
-menurut kalian, masih normalkah gw setelah mempublish tiga posting tentang kipas angin dan ditambah lagi pada posting terakhir gw berpikir aneh kalau kipas itu punya heart to heart relationship dengan gw? Masihkah?!-
No comments:
Post a Comment