Manusia seperti gw yang terbiasa 'mengalong' di setiap malam, pastinya butuh hiburan dalam mengarungi sunyinya waktu yang panjang. Karena gw yang belum beruntung tidak memiliki laptop, atau handphone dengan koleksi game memuaskan, atau juga playstation, atau juga sarana permainan lainnya yang bisa membuat gw lupa daratan, dan juga karena gw bukan tipe-tipe remaja 'ngobat' yang mampu membunuh bosan dan hampa hanya dengan 'nge-fly', dan juga karena gw terlalu miskin untuk beli bir-bir mahal, maka muaranya adalah televisi. Kalau tidak sedang mengejar target belajar atau ngerjain tugas sekolah yang numpuk, si Sharp di ruang tengah itulah yang setia menemani gw, mengantar gw pada sajian yang semuanya insya Allah gw nikmati, mau bermutu, semi-bermutu, atau -kalau sudah terpojok- yang tidak bermutu sama sekali.
Ada beberapa film yang bisa di-rating 5 bintang karena kualitasnya. Misalnya aja Ip Man. Gak cuma gw, tapi mungkin semua orang udah tahu film ini. Gimana gak bagus lah, di film ini lo bisa temukan seorang pria yang jago kungfu tapi gak pernah sombong dengan kemampuannya itu, seorang suami yang pekerja keras dan menyayangi keluarga, juga seorang tokoh masyarakat yang dihormati dan dibangga-banggakan oleh tetangga-tetangganya. Yang selalu membuat gw salut adalah prinsipnya yang gak pernah mau berhutang budi, sesulit apapun keadaan yang tengah dihadapinya saat itu. Two thumbs up! :) Itu prinsip hidup paling keras yang pernah gw kenal. Gw bahkan gak yakin, kalaupun gw ikut mengadopsi prinsip bersangkutan, apakah gw bisa mempertahankannya.
Satu lagi yang pantas disorot : rasa nasionalismenya yang tinggi. Generasi muda segala negara harus banget mencontoh sikap tokoh utamanya ini. Meskipun dibayang-bayangi kematian jika tidak mau mengajarkan kungfu pada tentara Jepang, dia masih bisa bilang,"Kalian telah menjajah tanah kami. Kalian telah membunuh rakyat kami. Berhentilah bersikap munafik!" Like this! Setelah mendengarnya, loyalitas gw pada Indonesia memuncak sesaat (walaupun akhirnya kembali lagi ke titik nol), kemudian gw mulai berangan-angan kalau para penjajah itu, misalnya, minta gw ngajarin Biologi ke tentara mereka lalu gw menolak dengan kata-kata yang persis sama,"Berhentilah bersikap munafik!" Wah, entah kenapa kalau gw yang ngomong kayak gitu bukannya terlihat macho kok malah terkesan menjijikkan ya???
Pokoknya, untuk ukuran seorang manusia perfect yang tidak termasuk dalam golongan para nabi, Ip Man merupakan teladan yang tepat.
Btw, potongan rambut Ip Man hampir sama dengan potongan rambut gw lho [terus???]
Nah, film yang satu ini gak sengaja gw temukan pas jarum pendek menunjuk angka 4 subuh. Film yang gw gak tau apa namanya, tapi telah berhasil membuka cakrawala gw kalau ternyata hal-hal mistis dan sains itu bisa berhubungan.
Sebenernya konfliknya standar : arwah seseorang yang telah mati merasuki tubuh manusia hidup untuk membalaskan dendamnya. Diceritakan kalau masalah 'roh gentayangan' ini jadi kasus dan ditangani oleh seorang detektif cewek bersama rekan-rekannya yang (keliatannya -gw kurang tau juga karena gak nonton dari awal) berprofesi sebagai ilmuwan fisika dari Harvard. Yang membuat gw kagum setengah mati adalah cara detektif dan kawan-kawannya dalam memecahkan semua misteri yang ada di hadapan mereka. Misalnya aja adegan pas ada cowok dan cewek lagi berantem di dalam rumah. Perkelahian selesai dengan si cowok yang sukses membawa kabur si cewek. Detektif dan temen-temennya dateng ke TKP setelah si cowok pergi. Asumsi kita, mereka pasti kehilangan jejak, tapi ternyata gak. Salah satu temen detektif itu bilang begini dengan hebatnya,"Gelombang suara mereka menabrak molekul-molekul kaca jendela dan menimbulkan retakan-retakan halus di sana. Jika kita bisa mengonversi retakan-retakan tersebut kembali menjadi gelombang suara, peristiwa yang terjadi di rumah ini dapat kita putar ulang dalam bentuk audio." Dan itu gak sekedar bullshit, man! Ibaratnya kayak muter piringan hitam, seperti itulah cara dia memunculkan suara perkelahian tadi dari kaca jendela yang dimaksud. Canggih! Sampai sekarang, gak ada yang bisa menandingi rasa salut gw saat itu. Gw bahkan sempat sepersekian detik melupakan cita-cita gw dan berpikir untuk nerusin kuliah di jurusan teknik sangking terpukaunya. Two thumbs up too! :D
Selanjutnya, tim kerja detektif ini menyembuhkan kembali para korban kerasukan dengan mengutak-atik gelombang otak! Dari grafik gelombang yang dihasilkan, mereka bisa tahu orang ini masih dikuasai arwah atau gak. Hebat kan??? Dari sinilah tercermin kalau ilmu pengetahuan dan segala sesuatu yang bersifat metafisis, dua hal yang selama ini sepertinya bertolak-belakang, ternyata kalau disatukan bisa melahirkan solusi dari sebuah masalah.
Emang sulit sih menggambarkan betapa 'wow'nya kalau gak nonton sendiri, tapi tidak perlu dibilang dua kali, pokoknya film satu ini keren SUPER-BANGET-GILA. Sayang akhirnya gw harus sedih juga (sedihnya bukan karena lama kelamaan ceritanya jadi porno kayak film-film horornya Indonesia ya). Rupanya formatnya bukan film sekali abis gitu, tapi serial. Jadi besoknya gw begadang lagi untuk nonton lanjutannya. Tapi setelah gw tunggu-tunggu sampe jam 5, film itu gak ada. Gw mencoba berprasangka baik karena kebetulan waktu itu akhir pekan, siapa tau memang bukan jadwal tayangnya. Besok-besoknya gw melakukan hal yang sama, tapi tetap begitu juga, semua penantian gw sia-sia, sampai akhirnya gw menarik kesimpulan menyakitkan kalau film bersangkutan tidak diputar lagi. Hiks.
Begitu banyak judul-judul favorit gw yang lain yang gak bisa gw ungkap di sini selain karena gw juga gak inget lagi mana-mana aja yang udah gw saksikan di layar kaca. Yang bisa gw pastikan, semua yang termasuk dalam grup "favorit" itu berasal dari mancanegara. Entah itu film action atau film science-fiction, hampir seluruhnya keluaran Warner Bros atau 20th Century Fox. Sering juga kecipratan anime-anime lama yang disetel lagi, tentang Yoyo, Beyblade, Gear, Yugi-Oh, Digimon, bahkan Initial D versi nyata. Terkadang kalau mentok gak ada tontonan lain, tinggal pasrah sama film-film Cina aneh tentang kungfu yang kalau diikutin ternyata cukup untuk ngebuat ngakak. Paling gak lebih bisa dinikmati ketimbang acara-acara lawak Indonesia yang garing dan pake sound effect tertawa untuk memaksa kita nganggep itu lucu (kecuali OVJ :D). Beberapa kali Mr. Bean ikutan menghiasi beberapa tengah malam yang gw lalui, terutama kalau sudah dekat-dekat Natal. Sisanya adalah pertandingan bola, baik dari daratan Inggris, Spanyol, Italia, atau pun Champions League.
Yang gw nantikan dari Ibu Pertiwi tercintaku ini adalah berkacalah pada karya-karya industri perfilman internasional yang bisa menembus pencapaian sensasional dalam level dunia. Coba liat dulu Harry Potter, Transformers, Twilight, SWAT, Wanted, The Lord of The Rings, 2 Fast 2 Furious, Ice Age, Madagascar, Kungfu Panda, Monster, atau Cars, lalu renungkan dalam hati kalian pertanyaan ini,"Bisa gak suatu saat saya memproduseri film-film seperti itu?" Nothing impossible, bro! Mereka aja bisa, kenapa kita gak? Jangan karena status mereka berkebangsaan Amerika lalu kita ngerasa kalah ; sebab secara kepadatan gizi, nasi yang kita konsumsi sehari-hari masih lebih unggul dibandingkan dengan keju dan hamburger. Ciptain sinetron yang beda, masuk akal, tapi seru. Terus udah-udah lagi syuting-syuting film cabul berkedok horor begitu, karena gak semua orang Indonesia ini pornhunter tabiatnya. Yakin deh, film begituan mah sampai kiamat juga gak akan pernah booming. Daripada ngabisin budget mewah buat bayar cewek bugil di depan kamera, mendingan pake untuk nyewa orang nge-desain efek animasi yang berkelas dan laku di mata masyarakat.
No comments:
Post a Comment