Hidup baru terasa berbeda ketika lo sadar kalau gak semua orang memperoleh kesempatan seperti yang lo punya. Banyak, banyak, banyaaak... banget insan di luar sana yang ingin bertukar hidup dengan lo dan mencicipi nikmat yang lo dapat. Yang mungkin terlihat kecil aja di mata lo, semisal terbangun di subuh hari dengan damai, bisa jadi adalah sebuah impian maha "wah" yang mustahil terkabul buat mereka. Jalan kaki dengan gampang, yang kebanyakan dari kita enggan banget ngelakuinnya apalagi di bawah terik matahari, adalah sesuatu yang sangat gw rindukan saat salah satu jempol gw pernah membiru nyeri-nyeri. Bernafas normal, makan dengan jari-jari tangan kanan, atau buang hajat lancar, adalah sedikit dari sekian bejibun pemberian dari-Nya yang sering lo, atau gw, lupakan.
Dan, saat Beliau mengambil kembali satu aja dari semua kemudahan ini, seringkali lo, atau gw, mengeluh gak sudah-sudah. Terus protes menyalahkan keadaan tanpa introspeksi diri kenapa lo, atau gw, dibeginikan. Lo, atau gw, melulu bersikap gak tau diri. Melulu merasa kalau hidup gak adil. Padahal, kalau lo, atau gw, mau berhitung, ibadah yang lima kali sehari itu, atau mulut yang melafadzkan "alhamdulillah" seharian penuh, gak akan pernah, sama sekali gak akan pernah pantas dianggap sebagai timbal balik untuk segala anugerah-Nya.
So, keep grateful, buddy. Keep grateful. Your God has given you this and that, so, keep grateful. Inget sama api. Lo, atau gw, di suatu hari nanti, bukanlah apa-apa selain kayu bakar untuk api.
No comments:
Post a Comment