Baru sadar gw kalau data bulan September itu banyaknya minta ampun. Dan gak butuh waktu sebentar pastinya untuk memperoleh semuanya kembali. Beberapa bahkan butuh perjuangan berat, terutama yang berkaitan dengan KKN kemarin, seperti video intro (gw perlu online seharian lebih dong untuk merampungkannya), laporan subhanallah (kalau yang ini sebulan 5 hari), lembar-lembar penilaian yang dibuat dalam rangka jaga-jaga (semalaman), sama foto-foto hasil sotosop (usaha semingguan). Kenelangsaan itu bertambah ketika inget kalau bookmark browser yang tumpeh-tumpeh dan selalu gw manage dengan penuh kesabaran ternyata tidak tercatat di harddisk. Zzzzz. Langsung deh garuk-garuk kepala sambil bertanya begini,"Kenapa harus hari Kamis sih???". Silakan ini mah kalau device-nya mau diambil, cuma tunggu sampe segala isinya ada di tangan gw dulu gimana? Datanglah akhirnya Sang Penyesalan, perihal malam sebelumnya yang ketiduran sehingga batal melakukan backup bulanan. Akh.
Kau begitu tepat, hai Peminjam Netbook. Kau benar-benar memilih waktu yang tepat. Pengen rasanya saya makan sendal.
Pada suatu titik, bayang-bayang Gadget Jelek terlintas di kepala, yang kemudian membuat mata ini berkaca-kaca alay. Gw pun menegarkan batin dengan men-suggest diri: "Febrasari Almania, ingat, kamu sudah ikhlas. Sejak awal itu memang bukan punya kamu, jadi, jangan ditangisi." Eh, malah netes beneran dong. Hahaha. Dasar payah nih manusia.
Setelah menyapu wajah pake sarung, tiba-tiba gw terpikir: entah kenapa, kalau barang-barang tercinta begini, tutup usianya gak pernah baik-baik di tangan gw. Diawali dengan N70 yang gak sengaja nyemplung ke laut, lalu mp4 cakep yang digeletakin di meja terus besoknya raib gak balik-balik lagi, dan yang terakhir ya ini. Berasa sekuel pilem sakit hati.
Ya sudahlah. Tolong kuatkan saya ya. Amien.
Kau begitu tepat, hai Peminjam Netbook. Kau benar-benar memilih waktu yang tepat. Pengen rasanya saya makan sendal.
Pada suatu titik, bayang-bayang Gadget Jelek terlintas di kepala, yang kemudian membuat mata ini berkaca-kaca alay. Gw pun menegarkan batin dengan men-suggest diri: "Febrasari Almania, ingat, kamu sudah ikhlas. Sejak awal itu memang bukan punya kamu, jadi, jangan ditangisi." Eh, malah netes beneran dong. Hahaha. Dasar payah nih manusia.
Setelah menyapu wajah pake sarung, tiba-tiba gw terpikir: entah kenapa, kalau barang-barang tercinta begini, tutup usianya gak pernah baik-baik di tangan gw. Diawali dengan N70 yang gak sengaja nyemplung ke laut, lalu mp4 cakep yang digeletakin di meja terus besoknya raib gak balik-balik lagi, dan yang terakhir ya ini. Berasa sekuel pilem sakit hati.
Ya sudahlah. Tolong kuatkan saya ya. Amien.
No comments:
Post a Comment