Agak terperangah sedikit karena dapet anggapan kayak begini. Ya tapi bener sih... mengingat orang-orang yang antusias pada materi perkuliahan itu (terlepas dari tujuan cari muka ya) pasti merapat di hadapan dosen, sedangkan mereka yang gak pasti numpuk di barisan belakang. Fenomena umumnya memang sudah begitu. Tapi tahukah kalian kalau pandangan di atas tidak bersifat universal? Ia bukan hukum ilmu eksak, jadi ceritanya gak bisa main pukul rata aja.
Karena banyak Depan-ers, dengan tegar, dari awal sampai akhir pertemuan, nyatanya gak ngerti apa-apa ketika ditanyai perihal bidang studi bersangkutan di akhir semester. Karena ada Belakang-ers, yang dengan tegar pula, dari awal sampai akhir pertemuan, toh bisa dapet ilmu pengetahuan berlipat ganda, karena sambil memperhatikan Sang Dosen menjelaskan nun jauh di sana, ia juga membuka referensi lain yang bermanfaat. See? Satu hal yang ingin gw tegaskan adalah posisi tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur kerajinan seseorang. Apa pantes Depaners yang keluar kelas langsung karaokean sampe malem terus tepar tak berkesudahan disebut rajin sedangkan Belakangers yang kadang-kadang bolos kuliah tapi begadang sampe subuh berminggu-minggu untuk kepo-in ebook beratus-ratus halaman disebut gak rajin???
Hal lain yang ingin gw tegaskan adalah posisi tidak pernah menentukan prestasi. Kalaupun ada kasus seperti ini, itu pasti karena pengawas ujiannya gak kompeten, bukan karena posisi kamu bagus. Serius deh. Satu-satunya hal yang menentukan bagaimana kamu di masa depan selain tangan Tuhan adalah usaha kamu saat ini. Kerja keras kamu saat ini. Trust me.
No comments:
Post a Comment