Terkadang gw sedih. Rupanya bukan hanya murid yang menjadi faktor penghancur mekanisme pendidikan di Indonesia, tapi juga guru. Mungkin selama ini, karena dikelilingi oleh lingkungan sekolah yang optimal, tepat, dan mendukung, maka gw gak nyadar kalau di luar sana, keadaan mereka sangat menyedihkan. Kemauan belajar yang hampir gak ada ditambah dengan cara mengajar guru yang ngawur dan ngasal.
Jadi, di suatu pagi, seorang teman pernah minta tolong ke gw untuk ngajarin kalkulus. Kebetulan di salah satu soal yang kami jumpai mengharuskan kami menerapkan perkalian aljabar.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gw : Oke, (a+b)^3 berapa?
Dia : Berapa, Feb? Gw taunya (a+b)^2, ntar jadinya segini : a^2+2ab+b^2 (sambil menulis di kertas).
Gw : Itu tau. Kalau pangkat tiga mah ya tinggal kaliin ini (menunjuk tulisannya di kertas) sama (a+b) lagi.
Dia : Gimana ngaliinnya, Feb?
Gw : Nah, lo gimana ngaliin yang kuadrat itu?
Dia : Gak tau. Gw sih dikasih tau guru SMA gw kalau (a+b)^2 pasti rumusnya ya a^2+2ab+b^2.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oke. Setelah mengambil napas sebentar, gw bertanya-tanya dalam hati,'Guru gila mana yang dengan tanpa dosa memberikan bulat-bulat hasil perkalian aljabar ke murid-muridnya?!' Tanpa dijelasin dari mana datangnya, dong. Berasa sulap gitu ya, prok prok prok, pokoknya ini ntar jadi ini.
Ya, gw sadar kalau ngajarin konsep itu susah. Tapi, ya itulah resiko jadi guru 'kan? Jangan mau jadi guru kalau gak mau merasakan gimana sulitnya membuat siswa-siswi lo mengerti. Jangan mau jadi guru kalau bakalan mewariskan pemikiran-pemikiran ngaco ke kepala anak bangsa. Jangan mau jadi guru kalau cuma ngincer gaji sertifikasi 6 juta. Kalau mau jadi orang kaya, jadilah pengusaha ; gw yakin harta kalian akan lebih banyak dari yang bisa dikasih negara setiap bulannya, daripada buat dosa ngerusak anak orang 'kan?
bukan sesuatu yang harus dihafal luar kepala, tapi ada cara tersendiri untuk mendapatkannya :
So, guru-guru yang merasa tak bermutu dan tak berkompeten, gw sarankan, ambillah pensiun dini. Sebelum kiamat datang, sebelum ajal kalian menjelang. Atau belajarlah mengenai tata cara mengajar yang baik jika kalian gak mau kehilangan gaji pekerjaan yang kalian sayangi. Kalau kalian masih gak sadar diri juga, masih gak tau malu juga, gw takutnya ntar makam kalian berada di tanah tak bertuan karena saat itu Indonesia sudah hancur dan lenyap akibat asuhan salah dari para guru yang bobrok, yang menghasilkan generasi penerus bangsa yang juga bobrok.
No comments:
Post a Comment