Entah untuk keberapa kalinya, gw menyaksikan lagi "The Matrix : Revolution" kemarin malam. Saat itulah gw sadar, sepenuh-penuhnya tersadar, kalau ide yang mendasari alur film ini sungguh sangat brilian. Tapi jelas, bukan hanya itu yang membuat gw kagum setengah gila. Sebuah pujian istimewa gw sematkan khusus untuk para kreatornya yang berperan dalam hal representasi ; ketika sebuah program, yang gw ketahui dibangun di atas sejumlah source code membosankan dan menjengkelkan, justru divisualisasikan oleh seorang agen hitam berkemampuan super dan sanggup bereplikasi dengan jalan menginfeksi program-program lain. Ketika pertempuran di dalam sistem komputer menjadi sangat canggih, dimana efek terbang Superman hingga gaya bertarung klan Hyuga dapat ditemukan. Ketika tepat di atas Kota Mesin yang gelap dan mengerikan itu, masih terdapat sebuah space indah yang tak diduga-duga, dengan langit jernih dan sinar matahari yang hangat.
Imajinasi gw ini gak ada apa-apanya kalau mau dibandingkan dengan kreativitas yang dimiliki orang-orang seperti ini. Gw mengakuinya sekali ; sampai akhirnya harus tertohok saat mengingat gw yang di sini cuma bisa curcol-curcol galau, ngobau gak penting panjang lebar, lalu nyampah dimana-mana, sementara mereka sudah merealisasikan sesuatu yang sama sekali gak terpikir di kepala gw.
Segala syukur yang gw pelihara segera luntur dan lagi-lagi gw merasa gak berguna. Memang bukan saatnya untuk mahasiswa bau kencur seperti gw berbicara soal menjadi animatornya box office Hollywood, tapi begitulah gw, yang kokoh berpendapat bahwa kemampuan seseorang tidak terorientasi pada umur atau... semester. Jujur, sifat begini memang seringkali gw sesalkan ada di diri gw, apalagi kalau dia sudah sukses membuat gw buta dengan semua hal yang sudah gw punya. Tapi gw sadar (banget) kalau inilah motivasi terbaik (yang memang sedikit nyakit) untuk gw melampaui "batas". Toh, ketika sudah tiba pada tahap ini, pada ujungnya gw akan kembali bersyukur kan? :)
No comments:
Post a Comment