Seorang teman kampus menawarkan pada gw kesempatan menjajal OSN-PTI Matematika. Bukan karena udah kebanyakan prestasi maka gw merasa cukup ; tapi gw tau kalau gw ikut, itu berarti gw menyakiti diri sendiri. Dengan jadwal perkuliahan yang padat, persiapan SNMPTN tahun depan, kegiatan kepenulisan gw yang mulai hidup, dan semua bisnis itu, ditambah lagi Olimpiade, waktu gw gak akan cukup. Sehari 24 jam itu gak cukup, sebulan 30 hari itu gak cukup, dan setahun 12 bulan itu gak cukup. Bukan pencapaian istimewa hasil akhirnya, yang ada nanti malah terbengkalai semuanya. Penerapan "prinsip tamak" di sini sungguh bukan pilihan adil dan bijaksana.
Apalagi subjek pilihannya Matematika?! Okelah gw sudah mencintai Matematika sekarang, tapi dalam mimpi juga gak pernah muncul niatan untuk jadi peserta Olimpiade Matematika. Gw di sini cukup menjelma sebagai penikmat ilmu yang ada. Itu sudah hidup yang bahagia, gak perlu gw merusaknya dengan menuruti ego yang sebenernya masih haus prestise ini. Kalau memang gw mampu, ada saatnya gw untuk dikenal, tapi gw yakin Olimpiade Sains bukan satu-satunya saat yang gw maksud.
No comments:
Post a Comment