Well, ini untuk yang kesekian kalinya saya nangis.
Sekali lagi saya memahami betapa berharganya sebuah keyakinan karena pasalnya saya menangis karena diyakinkan. Mushalla di depan rumah yang mengumandangkan takbir dari maghrib meyakinkan saya bahwa Dia sangat dekat. Membuat saya merasa kalau Dia ada dia samping saya ketika malam itu saya membaca buku di kamar orang. Memaksa saya beranggapan kalau Dia sangat perhatian ; dan bagaimana selama ini saya mengacaukan perhatian-Nya itu dengan segala kebodohan. Pada suatu titik, saya akhirnya tersadar kalau sedang menyesali dosa-dosa yang telah lewat.
Di waktu yang berbarengan, pertanyaan besar yang selama ini saya simpan akhirnya terjawab. Calvin Coolidge berhasil meyakinkan saya dengan ucapannya yang saya pikir tidak akan salah :
Tak ada satupun di dunia ini yang dapat menggantikan ketekunan. Bakat tak akan bisa menggantikan. Banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses. Jenius tidak akan menggantikan. Pendidikan pun tidak. Dunia sudah penuh dengan orang-orang berpendidikan yang tidak melakukan apa-apa. Ketekunan dan keteguhan hati sajalah yang berkuasa.
Tuhan, maafkan saya yang lupa kalau Kau Selalu Maha Adil.
No comments:
Post a Comment