Bukan jatah saya untuk merasa sok hebat, ya Allah. Maafkan saya kalau saya pernah begitu. Gimanapun juga, secanggih apapun saya, langit tertinggi kan tetap Kamu.
Buat apa juga saya memelihara bibit sombong begitu. Saya sadar kok saya bukan apa-apa dibandingkan mereka yang lebihnya bertingkat-tingkat di atas saya. Jadi, apa yang mau saya banggakan? Saya tunjukkan? Saya pamerkan? Ish. Saya kira merasa lemah itu sebuah jalan yang benar-benar aman, untuk tetap merasa tertantang, sekaligus menghormati orang-orang yang masih kurang beruntung dibanding saya. Tapi kenapa efek negatifnya selalu begini? Selalu gak gentle, selalu ingin gak rela. Astaghfirullah.
Dari sekian perasaan cela, kenapa cuma ini yang gak bisa saya lepas? Yang sulit saya buang? Selalu menghampiri saya walaupun sebentar? Saya gak mau, ya Allah, serius. Karena cuma saat begitu, saya merasa seolah-olah saya ini manusia paling busuk sedunia.
Bukan, ini bukan gelagat termotivasi, tapi iri.
No comments:
Post a Comment