Sebagai bentuk cinta gw kepada seluruh penduduk dunia maya, yah, walaupun gw merasa kalau gw gak punya salah sama kalian [ini sampel orang paling pede sedunia], tolonglah maafin gw. Ingatlah muka gw yang setengah lucu setengah ngelunjak ini dalam hati kalian, resapi kehadirannya, visualisasikan dalam alam bawah sadar kalian secara perlahan-lahan. Kemudian, jika kalian mulai merasakan gelagat mau muntah darah, maka saat itulah kalian harus memaklumi semua kesalahan yang telah gw perbuat di masa lalu. Karena hanya dengan begitulah, kalian bisa menghapus bayangan wajah gw itu dan tentu akhirnya kalian memiliki kesempatan untuk merindukan gw kembali. Lalu, kalau kalian mulai tidak kuat menahan akumulasi rasa sakit akibat takdir Tuhan yang tidak jua mempertemukan kita padahal kalian sangat ingin memukuli gw pake batang kayu, lampiaskanlah dengan men-search nama gw di Google. "Lalu gw akan datang", itu kan lanjutan kalimat terakhir yang kalian harapkan? Oh, jelas tidak. Kalau gw dateng, pasti kalian bakal ngegetok kepala gw pake CPU komputer karena prolog narsis ini.
Fenomena pertama awal Ramadhan Indonesia adalah peserta tarawih sedang dalam angka maksimal. Yang seiring waktu akan makin menyusut dan akhirnya tinggallah para lansia yang itu-itu saja, sementara sisanya sudah hanyut, tenggelam dan terkubur dalam arus mudik, orderan kue, atau euforia kembang api. Sayangnya gw bukan termasuk para peserta lalai itu karena gw sudah lalai duluan -_- . Jika kalian perhatikan waktu postnya, apa rasional kalau orang tarawih sambil ngetik posting begini??? Ya, gw memang bukan anak baik-baik yang selalu patuh dan tunduk pada suruhan ortu. Gw juga sudah membayangkan akan sengoceh apa ibu gw saat tau kalau gw mengembara di tempat selain masjid malam ini, lalu beliau akan mulai mempertanyakan status 'anak tertua' yang gw sandang.
(Sebenarnya gw selalu bertanya begini dalam hati saat diungkit-ungkit soal 'kakak harus memberi contoh yang baik' : siapa juga yang minta aku dibrojolin pertama??? XP)
Gw gak tarawih bukan karena mau main mercon atau petasan sama anak kecil tetangga sebelah rumah seperti kelakuan gw jaman SMP. Gw juga gak tarawih bukan karena mau ngeborong nyalin resume ceramah tahun lalu ke buku Ramadhan tahun ini terus memalsukan tanda tangan penceramahnya kayak gw masih SD dulu. Bukan juga karena nungguin abang-abang bakso enak lewat untuk makan bareng-bareng teman sepermainan terus ikut-ikutan shalat hanya pas sujud terakhir guna memberi kesan 'kami ini anak yang sholeh' pada nenek-nenek cerewet yang duduk di saf terdepan. Bukan juga ngegahol sama geng-geng gak jelas yang sering nongkrong di PKOR. Maaf kawan, masa-masa gelap itu sudah gw tinggalkan. Sayangnya, sampai sekarang gw masih tetap saja diiliputi kegelapan karena rupanya area kelam masa muda gw sangat luas sampai-sampai mencakup masa-masa perkuliahan. Entahlah, atau jangan-jangan memang gw yang malas insaf? Hahahahaha.
Awalnya, gw terjebak dalam kegiatan blogging akibat semangat menulis yang melejit drastis. Sampai akhirnya gw terseret masuk ke dalam facebook. Tapi gak apa-apalah, mengingat mungkin ini akan jadi sedikit acara perpisahan karena mulai sekarang gw akan meminimalisir frekuensi kunjungan gw ke facebook akibat perhatian gw telah teralihkan ke situs lain. Terima kasih untukmu facebook, yang selama ini telah menggoda dan mengacaukan fokus gw saat online sehingga gw rajin login padahal gak ada yang mau dikerjain. Cukup sudah aku diperbudak olehmu. Lagipula, gw cukup risih juga karena partisipasi gw di facebook ini turut mengisi dompet Mark Zuckerberg sedangkan gw sendiri kehabisan uang di warnet. Tunggulah gw yang akan menciptakan website jejaring sosial baru yang lebih inovatif, modern, dan secure, yang salah satu fiturnya memungkinkan setiap membernya untuk berbagi mie Indomie secara nyata.
*jadi Indomie... -___-*
Mari hentikan semua pembicaraan tidak bertopik ini. Sebelum kalian menghujani gw dengan lemparan batu karena tulisan gw yang ternyata tidak berbobot, ada baiknya kalian segera tarawih dan meminta ampun pada Tuhan. Kemudian mintalah BB baru pada ayah kalian [?].
Selamat datang, Ramadhan! Jangan buat aku jadi pesakitan karena puasaku hanya sekedar lapar dan haus saja yaaa.
(dalam hati : target THR Ramadhan ini.... [pegang kalkulator] XD)
Marhaban ya Ramadhan, Pep.
ReplyDeleteGw kembali tahun ini berhalangan menikmati hari pertama puasa. Tapi yang terpenting bukan hari pertamanya tapi Ramadhannya kan?
eh, komen anda. padahal gw berharap gak ada satu manusia pun yang menemukan blog pribadi aneh gw.
ReplyDeletegw mau tanya. gw bales komen gini, gak ada notifikasinya ya kayak di pesbuk? ckckckck.