Saturday, November 13, 2010

Sejenak Mengambil Jarak Dari Kesibukan Kita

Pernahkah anda lupa dengan kata tertentu kemudian anda berusaha keras mengingat-ingat kata itu. Tapi semakin diingat malah semakin lupa. Juga pernakah anda lupa menaruh kunci motor. Setelah lama tidak berhasil diingat, baru ketika anda bangun tidur atau ketika sholat anda berhasil mengingatnya. Ingatan manusia menjadi tajam ketika kita mampu untuk berkonsentrasi dalam satu ketenangan.
 
Manusia hidup dalam sebuah kehidupan yang keras. Kerasnya hidup ini memacu manusia untuk berusaha memaksimalkan kemampuan psikis dan fisik yang telah dimilikinya. Saat itu semua potensi yang kita miliki, digenjot dan dipaksa untuk bekerja keras. Potensi-potensi ini jika bekerja terlalu berat dan dipaksakan untuk tetap bekerja akan menyebabkan kinerja yang dilakukan menjadi tidak maksimal.

Otak akan bekerja dengan keras bila kita memikirkan suatu hal yang rumit. Saat itu informasi berupa data-data yang kompleks masuk ke dalam otak, untuk dikenali dan dipahami. Singkat kata, otak kita mencurahkan energi sepenuhnya untuk memproses data itu. Kita tidak dapat memproses sebuah informasi jika kita masih mempertimbangkan informasi-informasi baru yang tidak relevan dalam waktu yang bersamaan. Malahan bisa-bisa stres yang muncul.

Stres membuat persepsi kita menjadi negatif dan pikiran kita menjadi terganggu. Dalam terminologi psikologi kognitif, situasi ini dinamakan dengan inkubasi (incubate). Inkubasi adalah tahap ketiga dari proses kreatif dimana individu mengalami masa ketegangan yang maksimal. Proses inkubasi terselesaikan setelah individu tidak memfokuskan dirinya pada masalah yang dihadapi. Artinya ia mampu sejenak mengambil jarak dari apa yang dipikirkannya dengan keras.

Ketika anda mengalami masa inkubasi, jangan dipaksa berpikir dengan keras karena semakin dipikir, semakin menjadi bingung. Di psikologi pendidikan, ada satu teori yang menjelaskan bahwa belajar sebelum tidur lebih efektif daripada sesudah tidur. Penalaran subyek sebelum tidur lebih tajam daripada subyek setelah tidur.

Tahukah anda dengan kata “Eureka” yang sangat terkenal itu? Archimedes berlari kegirangan sambil berteriak “Eureka! Eureka! Eureka!” tatkala ia sedang buang air besar karena menemukan hukum Archimedes yang terkenal itu. WC adalah satu tempat yang sudah akrab dengan ketenangan manusia. Dengan ketenangan itulah Archimedes memperoleh pencerahan.

Kita membutuhkan sebuah ketenangan meskipun barang sejenak tatkala menghadapi hal-hal yang rumit. Dari contoh kasus di atas kita dapat belajar untuk sejenak untuk mengambil jarak dari aktivitas kita. Misalkan dengan cukup dengan membasuh muka, menikmati keindahan langit dan pepohonan, atau lari-lari di tempat.

Selama kita bersantai membasuh muka, tidur, menikmati indahnya pemandangan langit, (langit-langit WC juga bisa) tanpa kita sadari otak kita terus memproses data-data yang kita masukkan dalam otak kita. Data yang kita masukkan satu jam lalu dan menurut kita sudah tidak ingat lagi sesungguhnya sedang diproses dalam kecanggihan otak secara tak sadar. Sistem tersebut dapat bekerja dengan maksimal selama tidak kita ganggu dengan kecemasan dan tegangan.

Otak kita ibarat lemari yang berisi laci-laci. Tiap laci berisi hal-hal yang berdekatan. Misalkan laci UGM, laci itu berisi tentang seluruh informasi yang tentang UGM, nama-nama fakultas di UGM, letak gedung-gedungnya, atau jalan-jalannya. Sebelum pikiran kita tertata, kunci kita yang hilang tadi masuk dalam laci yang salah sehingga kita tidak menemukannya ketika kita terus-menerus mencoba mengingatnya.

Hal ini sudah diungkap oleh Al Ghazali ratusan tahun yang lalu. Peristiwa ini dinamakan dengan istibsar. Istibsar memunculkan ingatan yang sudah kita lupakan pada saat kita tidak sedang menyadarinya. Istibsar berupa ketenangan hati yang amat halus yang membuat pikiran kita menjadi lebih tajam.

Analogi dari keterangan diatas adalah sistem defrag pada komputer. Kalau anda mempunyai komputer maka Anda tahu apa yang dinamakan dengan defrag. Komputer kita sebulan sekali perlu di-defrag untuk merapikan data-data yang ada di dalam harddisk. Selama proses defrag berlangsung kita tidak boleh menjalankan program komputer yang lain, karena hal itu akan mengacaukan proses defrag. Demikian juga manusia. Manusia men-defrag pikirannya ketika ia tenang.


source : staf1

No comments:

Post a Comment