Saturday, November 27, 2010

...dan Mengucapkan Salam...

Merujuk kepada posting sebelumnya, dikatakan bahwa yang terbaik dalam Islam itu adalah memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kita kenal ataupun tidak kenal.


Untuk urusan "memberi makan", insya Allah bisa lah kujalankan (dengan syarat : saat aku sudah berpenghasilan). Masalahnya mulai muncul saat "mengucapkan salam".

Kata-kata "kepada orang yang kamu kenal ataupun tidak kamu kenal" berarti mengacu kepada SEMUA orang. Sayangnya, gak semua orang mau kita salami seperti itu ; apalagi orang yang sama sekali gak kenal (misal : orang dari alam mana gitu ketemu papasan di jalan), mereka malah nganggep kita SKSD. Citra kita malah miring di mata mereka ; ini merupakan hal yang gak penting di kalangan orang biasa, tapi untuk orang-orang bertipe 'penjaga imej akut', wah itu bisa dianggep bencana.

(Emang sih agak lebay, tapi saya memikirkan kemungkinan terburuk. Bukankah sifat manusia itu beragam macamnya???)


Parah lagi kalo orang yang kita salamin bukannya menjawab salam kita, tapi berkomentar begini : Apa sih ni orang? (yah, kalo mau berprasangka baik, anggeplah orang-orang seperti ini gak tau kalo hukum ngejawab salam itu wajib). Mending kalo orang ini non-Muslim. Nah, kalo Muslim, secara gak langsung kita udah ngebuat dia melakukan suatu dosa (meninggalkan hal yang wajib itu dosa kan?).

Okelah, kita bisa berasumsi kalo mereka-mereka yang gak tau hukum menjawab salam itu apa terlepas dari dosa (karena ketidaktahuan mereka).


Kita persempit aja deh konteks kita. Misalnya ada suatu kasus dimana orang itu bener-bener tau hukum menjawab salam itu wajib, tapi dia gak ngejawab salam kita karena takut dihipnotis (ini tipe orang yang curigaan abiszzz).

(Emang sih ini agak lebay juga, tapi akan saya jelaskan maksudnya di paragraf berikut)

Sewaktu saya SMA, saya dapet tugas talkshow yang mengangkat tema HIPNOTIS. Karena selang waktunya masih, yah... bisa dibilang belum agak lama lah (baru juga setahun yang lalu), saya masih inget apa yang saya baca di referensi temen saya tentang hipnotis.

Proses hipnotis itu diawali dengan kesediaan korban untuk dihipnotis oleh si penghipnotis.

Lho, bagaimana bisa si korban mau dihipnotis?

Jawabannya adalah : kesediaan itu bisa datang dari beberapa jalan, di antaranya dari membalas tatapan mata si penghipnotis dan atau BERKOMUNIKASI DENGAN PENGHIPNOTIS.

Sekarang pikir, kalau kita mengucapkan salam, dan yang kita salami menjawab salam, bukankah itu sudah termasuk KOMUNIKASI? Bukankah komunikasi yang paling sederhana itu 'tanya lalu jawab'?

Terlihat kan bahayanya? Cuma aja sampai sekarang saya gak pernah denger berita orang terhipnotis karena menjawab salam. Alhamdulillah deh. Syariat Tuhan artinya tidak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan yang tidak benar. Tapi, zaman sekarang, manusia bisa semakin 'maju' akalnya karena tuntutan perut kosong yang minta diisi, sehingga bukannya gak mungkin kalo suatu hari nanti kalimat "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ini malah diselewengkan untuk hal-hal yang gak baik.


Tuhan itu Maha Adil.
Saya hanya bisa berdoa semoga Dia melindungi hamba-hamba-Nya yang sholeh dan senantiasa menjaga kesucian ajaran-Nya yang sempurna ini.


Atau kita punya solusi begini : jawab aja dalem hati. Ya gak? Tapi lain urusannya kalo si pemberi salam itu orang yang ngotot-tot-tot gak ketulungan. Karena kita gak jawab secara vokal, si pemberi salam keukeuh ngasih salam berkali-kali sampe kita mau ngejawab salamnya. Malahan, kalo si pemberi salam ini (maaf) rasa malunya di bawah standar, dia bakalan tereak keras-keras di kuping kita karena ngira kita budek stadium 4 (mungkin...). So, berdoa lah banyak-banyak biar Tuhan melindungi kita dari orang-orang seperti ini. Berurusan dengan orang ngotot bisa berujung ke perkelahian fisik, kalo si pe-ngotot mendadak jadi marah naik darah sampai mukanya merah hingga akhirnya nonjok muka kita sekuat tenaga karena kita gak kunjung ngejawab salamnya (padahal kan udah dijawab dalem hati).

(Mungkin emang gak rasional, tapi seperti biasa, saya memikirkan kemungkinan terburuk. Bukankah manusia itu macem-macem tingkahnya???)


Atau Anda berpikir begini : bilang aja,"Udah saya jawab dalem hati." Iya kan? Tapi tunggu dulu. Bukannya dengan ngomong begitu artinya kita udah MEMBUKA SEBUAH KOMUNIKASI?


Ada lagi. Pikiran manusia itu kalo digali-gali emang gak akan habis-habis. Hahaha.

Kalo ada preman mabok, terus karena kita termasuk tipe orang yang memegang teguh syariat agama, kita ngucapin salam ke preman itu. Alhamdulillah kalo preman itu gak bergeming, gak bereaksi apa-apa. Gimana kalo dia malah jadi paleng karena kupingnya tiba-tiba panas abis diucapin kalimat Allah? Mending kalo dia cuma ngebentak,"Ah, ganggu aja lo! Pegi sana!!!" Gimana kalo tiba-tiba tu preman ngeluarin golok besar terus dengan sekali sentuhan, kepala kita langsung digorok rata kayak sapi sembelihan pas Hari Raya Kurban? Innalillahi lah kita.


Tapi perlu juga diingat, arti dari "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" itu adalah "Keselamatan dan berkah Allah semoga tetap untuk kamu sekalian". Sehingga insya Allah, hamba-hamba Allah yang membudayakan salam dalam hidupnya akan dijaga keselamatannya oleh Allah swt. Yakinlah, sebaik-baiknya penjaga, ya siapa lagi kalau bukan Tuhan kita?

Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Firman-Nya : Salam dari sisi Allah, maksudnya Allah telah mensyari’atkan salam bagi kalian dan menjadikannya sebagai penghormatan dan keberkahan yang terus berkembang dan bertambah. Adapun firman-Nya : yang diberi berkat lagi baik, maka hal tersebut karena salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Allah. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.” (Lihat Taisir Karimir Rohman).

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal.” (Shohih. Riwayat Ahmad dan Thobroni)


Memang susah. Bisa dilihat susahnya kalau kita benar-benar ingin menerapkan apa yang telah diperintahkan agama dalam hidup sehari-hari (walaupun emang contoh-contohnya terkesan tidak bisa diterima akal sehat). Tapi inilah perjuangan. Perjuangan seorang hamba untuk menegakkan ajaran-ajaran Tuhannya. Tapi, sekali lagi, yakin, jika kita niatkan hanya untuk mencari ridho dan pahala di sisi Allah, niscaya Allah akan memudahkan setiap jalur yang kita tempuh.


Dan sungguh apa yang ditetapkan Allah untuk manusia, itulah yang terbaik.

No comments:

Post a Comment